Sejarah

84 0

Diceriterakan di sebelah utara pancuran peuteuy, ada satu perkampungan yang dikenal dengan nama Kampung Sudahanten. Pada zaman itu, dikisahkan di kampung ini rakyatnya masih melaksanakan adat istiadat warisan leluhur Sunda, yaitu jika memperoleh hasil panen harus pergi ke Kerajaan Cirebon guna menyerahkan upeti berupa hasil pertanian untuk Sultan/Raja. Di setiap pekarangan rumah warga Kampung Sudahanten, tumbuh pohon pisang, yang dalam bahasa Jawa disebut gedang. Oleh sebab itu, rakyat Kampung Sudahanten menjadikan pisang sebagai upeti kepada Raja/Sultan Cirebon. Karena banyaknya pisang yang dikirimkan ke Kerajaan Cirebon, sampai-sampai tidak habis termakan, lantas sisanya dibuat salè yaitu pisang yang diawetkan. Satu waktu, Raja berbicara kepada yang membawa upeti, yaitu Bapa Soleh: “Besuk jaganing geto kampung Sudahanten namina digentos ku Desa Salègedang(mulai besok, Kampung Sudahanten namanya diganti menjadi Desa Salègedang).”

Bapa Soleh dijadikan kepala Desa (kuwu) Salagedang oleh Raja Cirebon untuk memimpin Desa Salagedang. Mengingat Bapa Soleh kini telah meninggal dunia, untuk menghormati jasa-jasanya dan mengenalkan kepada generasi muda, dibuatlah makam Bapa Soleh yang disebut Mbah Buyut Rurah yang terletak di Tanjakan Jaha Salagedang. Ada sebagian yang menyebutkan asal muasal nama Desa Salagedang, di Kampung Sudahanten ada kejadian aneh yaitu batu terbelah menjadi dua, dimana di sela-sela batu tersebut tumbuh pohon pisang (gedang). Melihat kejadian ajaib demikian, rakyat kemudian melaporkan kejadian ini kepada Kerajaan Cirebon. Raja memerintahkan pisang tersebut dijadikan sebagai upeti, kemudian Kampung Sudahanten diganti namanya menjadi Desa Selagedang. Sejak saat itulah hingga sekarang Desa Selagedang kemudian dikenal dan disebut Desa Salagedang.

Pada hari selasa wage tanggal 3 mei 1983 Desa salagedang dilakukan pemekaran alias pembagian wilayah administratif desa menjadi dua desa yaitu Desa Salagedang dan Desa Tanjungsari. Desa Tanjungsari merupakan pecahan dari Desa salagedang yang pada saat itu dipimpin oleh pejabat sementara yaitu Bp. Mahdi yang pada saat itu menjabat sebagai sekretaris desa Salagedang. Beliau menjabat hanya 7 bulan sampai akhirnya terpilih calon kepala Desa Tanjungsari Pertama, bernama bapak Diding Rosidi. Masa jabatan bapak Diding Rosidi mulai tanggal 13 desember 1984 sampai dengan tahun 2002 yang kemudian dilanjutkan oleh kepala Desa terpilih yaitu Bapak Drs. Didi Suryadi. Beliau menjabat sebagai kepala Desa Tanjungsari sampai tahun 2012 dilanjutkan lagi oleh kepala desa terpilih yaitu Bapak Tasrip sampai 01 Februari 2018, Karena Desa Tanjungsari harus mengikuti Pilkades Serentek di Kabupaten Majalengka pada tahun 2019, maka kekosongan jabatan Kepala Desa Tanjungsari diisi oleh Penjabat Kepala Desa dari Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka, Periode 02 Februari s.d 02 Agustus 2018 dan dilanjut periode 03 Agustus 2018 s.d 07 Februari 2019 dijabat Oleh ADE SURAHIM dan periode selanjutnya 07 Februari 2019 s.d 06 September 2019 dan dilanjut periode 06 September s.d 11 Desember 2019 dijabat oleh Hj. CASMINI, S.Sos., pada tanggal 02 November 2019 dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa Serentak. Sesuai dengan SK Bupati Majalengka Nomor 141 / KEP. 875 –TAPEM/ 2019 di tetapkan Kepala Desa Definitif yakni Sdr. DEDE WANGSA DIPANEGARA, S.IP., yang dilantik pada tanggal 11 Desember 2019. Dengan masa jabatan Kepala Desa periode 2019 s.d 2025

Mengenai sejarah nama desa Tanjungsari menurut informasi dari sesepuh, kata  Tanjungsari ini diambil ketika diadakan rapat akbar untuk menentukan nama desa yang baru pemekaran dari desa Salagedang ini. Saat itu Toma ( H. Khoerudin ) mengusulkan nama desa yang baru terbentuk ini dinamakan desa Tanjungsari. Beliau menjelaskan nama Tanjungsari ini diambil dari nama pohon Tanjung yang pada saat itu tumbuh di sawah yang ada di wilayah timur desa Salagedang yang kemudian sawah ini dilakukan perombakan menjadi pasar pada tahun 1974 dengan nama pasar Tanjung, dan akhirnya nama Desa ini disetujui berdasarkan para tokoh yaitu Desa Tanjungsari.

Moto desa Tanjungsari yaitu “Ngahiji ngabakti kanagari“ yang diharapkan seluruh masyarakat desa Tanjungsari dapat secara bersama – sama berbakti membangun negeri ini.

Silsilah Kepala Desa (Kuwu) Salagedang

Nama

Waktu Menjabat

Embah Soleh (Buyut Rurah)

1735 – 1765

Mukarab

1765 – 1795

Anggajaya

1795 – 1820

Tajong

1820 – 1855

Nursa

1855 – 1880

Natawijaya (Kasni)

1880 – 1906

Zen

1906 – 1946

Embah Hormat (Natawijaya)

1946 – 1956

Natapraja (H. Abdul Majid)

1956 – 1966

Abdul Fatah (H. Abdul Ghani)

1966 – 1978

H. Baing Natawijaya

1978 – 1988

 

Silsilah Kepala Desa (Kuwu) Tanjungsari

 

Nama

Waktu Menjabat

Mahdi

1983 ( PLT )

Diding Rosidi, S.IP.

1984 – 2002

Drs.Didi Suryadi

2002 – 2012

Tasrip

2012 –  2018

Ade Surahim

2018 – 2019 (PJS)

Hj.Casmini, S.Sos.

2019 (PJS)

Dede Wangsa Dipanegara, S.IP.

2019-2025

 

 

0 Komentar

PEMERINTAH DESA TANJUNGSARI

Jl. Pangeran Muhammad No. 001 kecamatan sukahaji

[email protected]

Ikuti Kami
Kategori Berita
Link Terkait

© Pemerintah Desa Tanjungsari. All Rights Reserved. Powered by easydes.id

Design by HTML Codex

Hubungi kami